One Person [Chapter 1]

one-person

One  Person [ Chapter 1 ]

|| Title: One Person || Author: Phiyun || Genre: Romance, Sad, Hurt, Friendships,Songfic || Cast:  Bae Suzy ( Miss A) || Myungsoo / L ( Infinite)- Wooyoung ( 2 Pm) || Jieun a.k.a IU || All member suport  : 2pm & infinite ( Cameo ) || Thame Song : One person  (Huh Gak)

Halloo… Readers. Cerita ini Terinspirasi dari lagu Balada miliknya Huh Gak yang menjadi OST Big, tapi alur ceritanya 100% beda sama Filmnya. Lebih seru lagi kalau bacanya sambil dengerin lagunya. Pemain yang ada didalam cerita real milik penulis ya kalau di dunia kenyataan milik keluarganya dan agencynya. Heheee… XD

 (^-^)v.

isi dialoq di dalam kisah ini aku fokuskan di Pov Myungsoo ya ^^

*** Happy  Reading ***

~Summary~

Terkadang bunga itu hanya dianggap sebagai hiasan atau pajangan

Padahal bunga juga bisa menjadi alat untuk mengutarakan perasaan

Terkadang kebanyakan  orang  yang sulit mengatakan perasaan sebenarnya

Sehingga dia beralih mengutarakan perasaannya dengan bunga

Seperti kejadian yang  aku alami sekarang

Aku tidak mampu mengutarakan perasaanku kepadanya

Sehingga aku hanya bisa setiap hari menarukan bunga itu di atas mejanya dengan bunga Matahari

Dia hadir bagaikan  Matahari yang meneranggi hidupku

Di saat hidupku hancur berkeping – keping

Seperti bunga matahari yang selalu hanya melihat ke Matahari

Dan akan layu bila tidak ada matahari disisinya

Aku  tidak jauh beda dengan bunga matahari  yang hanya bisa selalu menatapnya

Dan akan merasa sedih bila tidak ada dia di sampingku

Apakah aku kekanak – kanakan?

Apabila iya?

 tidak apa karena cinta itu terkadang membuat kita menjadi kekanak – kanakan

Cinta membuat kita berubah menjadi bukan seperti diri kita sendiri

Melakukan apa yang tidak pernah kita lakukan sama sekali

Namun sekarang menjadi kebiasaan sehari – hari

Itulah misteri cinta yang sulit kita pikirkan dengan logika

Karena cinta tidak bisa kita bayangkan melainkan cinta itu hanya bisa kita rasakan

Disini… ya di dalam hati kita

 

~~~ooo~~~

 

~Pov Myungsoo~

          Matahari sudah mulai bersinar dengan terik, mungkin karena sudah menjelang siang hari. Aku sesekali melirik jam dan ternyata sudah menunjukan jam 11 siang lalu aku melihat ke luar jendela berharap dia sudah tiba  tapi nihil.Tidak biasanya dia seperti ini biasanya dia selalu datang tepat waktu. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada dirinya?

          Aku hanya bisa menunggunya dengan perasaan yang resah sambil menundukan kepala dan berdoa semoga dia tidak mengalami sesuatu yang buruk. Tiba – tiba terdengar suara lonceng pintu berbunyi. Aku langsung bangun dari kursi tanpa berfikir panjang. Dan langsung memanggil namanya.

“Suzy-a…kemana saja kau?”

Dengan tersenyum aku berkata tanpa melihat ternyata yang datang bukan Suzy melainkan orang lain. Wajahku yang berseri – seri mulai memudar seketika.

“Oh ternyata kau? Ada keperluan apa kamu datang kesini?”

“Myungsoo oppa, kenapa tiba – tiba wajahmu berubah menjadi masam saat melihatku?” kata gadis tersebut dengan kedua mata yang mendelik. “Pasti oppa kecewa ya, ternyata yang datang bukan dia tapi aku, kan?”

A-ni-yo, kata siapa aku menunggu dia? Kau jangan sok tahu deh?” kilahku. “Oke sekarang kau kesini ada keperluan apa? Sekarangg aku sedang sibuk, maaf kalau kau tidak ada keperluan silakan pergi.” ucapku sambil membungkukan bahu dan menunjukan pintu keluar.

“Kata siapa aku tidak ada urusan? Aku ada urusan sama oppa kok, aku mau beli seikat bunga tulip putih. Tolong rangkaikan yang indah ya, oppa. Soalnya aku mau memberikannya untuk orang yang sangat spesial.” sambil tersenyum manis padaku.

Kuhelakan napas panjang sebelum berkata kembali padanya. “Baiklah tunggu sebentar.”

          Aku mulai merangkai bunga pesanan Jieun. Aku tahu dia sangat menyukai bunga tulip. Sesekali dia datang ke toko bungaku untuk membeli beberapa bunga tulip. Tapi akhir – akhir ini dia sangat menyukai bunga tulip berwarna putih. Setahu aku tulip putih melambangkan permintaan maaf.

Apakah dia bertengkar lagi dengan kekasihnya sekarang? Kenapa tiba – tiba aku memikirkan dia ya? Aku kan bukan siapa – siapanya lagi? Dia hanyalah serpihan kenangan yang harus aku kenang saja bukan untuk aku rasakan lagi.

“Aduh gimana ya cara ngerangkai bunganya biar keliatan bagus? Suzy-a kemana saja kau sampai jam ini kamu belum tiba juga disini” keluhku dalam hati

Aku memang tidak ahli dalam merangkai bunga? Biasanya yang merangkai bunga adalah suzy. Dia adalah anak buahku. Dia sudah bekerja denganku hampir dua tahun kebetulan juga dia adalah juniorku di kampus. Dia juga tidak tahu sampai sekarang kalau aku pernah ada hubungan dengan Jieun.

Aku berharap dia tidak akan pernah tahu karena itu adalah kenangan yang menyakitkan untukku dan kenangan itu sudah aku kubur dalam – dalam. Karena aku mau membuat kenangan baru bersama dirimu, Suzy-a.

Setelah selesai merangkai bunga pesanannya aku juga tidak lupa menyelipkan setangkai bunga tulip berwarna orange untuknya dengan pita berwarna pink.

“Maaf menunggu lama ini bunga pesananmu dan ini satu lagi bunga untuk permintaan maafku kalau rangkaian bunganya tidak sesuai dengan seleramu.” ucapku sembari memberikan bunga satunya kepadanya.

Gomawo-yo  Myungsoo oppa, oppa selalu tahu bunga dan warna apa yang aku suka.”

          Dengan malu – malu dia menatap mataku sesekali dia menundukan kepalanya untuk menyembunyikan pipinya yang berwarna kemerahan. Tapi anehnya aku tidak merasakan perasaan apapun kepadanya mungkin rasa sayangku sudah memudar dan berganti dengan  rasa sakit yang dia torehkan di hatiku pada saat itu.

“Oh iya sampai kelupaan … oppa  jadi berapa harga semuannya?”

“ Tidak usah. Hari ini aku kasih gratis untukmu. Anggap saja hari ini hari keberuntunganmu.”

“Jangan oppa nanti oppa bangkrut lagi karena aku? Aku tidak mau.”

“Aku tidak akan bangkrut hanya karena aku memberikanmu seikat bunga.” tambahku.

          Aku hanya bisa tersenyum saat Jieun berkata seperti itu. Sejujurnya saat aku memberikannya setangkai bunga tulip alasannya bukannya karena permintaaan minta maaf karena rangkaiaan bunga yang aku buat melainkan aku hanya ingin memberikannya semangat. Karena arti bunga tulip berwarna orange adalah semangat. Setidaknya aku bisa menjadi sahabat yang baik untuknya.

“Myungsoo oppa aku berharap ini adalah hari keberuntunganku.”

“Bukannya iya? Kan aku memberikanmu bunga secara percuma padamu untuk hari ini.”

Oppa… sebenarnya… a-a-ada yang a-a-ku ingin katakan padamu..”

          Jieun berkata kepadaku dengan terbata – bata. Sebenarnya apa yang terjadi kepadanya hari ini? Tdak biasanya dia berkata secanggung ini kepadaku? Apa karena aku memberikannya bunga. Sehingga dia merasa tidak enak kepadaku?

“Ada apa Jieun-ssi? Sebenarnya apa yang mau kau katakan padaku? Tidak usah takut. katakan saja.” kataku.

          Lalu Iu Jieun memberikan seikat bunga tulip putihnya padaku. Ternyata benar fellingku dia merasa tidak enak mendapatkan bunga secara percuma dariku. Padahal aku tidak punya niat macam – macam pada dirinya.

“Oh… Maaf kalau kau merasa risih karena aku memberikan seikat bunganya dengan percuma. Lain kali aku tidak akan begitu lagi.”

A-ni-yo… Myungsoo oppa pasti sudah tahu arti dari bunga tulip putihkan?” sahutnya.

“Iya… memangnya kenapa?” tanyaku.

“Bunga itu sedari awal ingin aku berikan padamu, oppa tapi aku belum siap pada saat itu.”

“Apa maksudmu?” ucapku bingung

Tiba – tiba Jieun memegang kedua tanganku dengan erat dan dia juga menatap kedua mataku lekat – lekat. Lalu dia berkata.

“Myungsoo oppa bisakah kau memberikan hatimu lagi padaku satu kali lagi? Aku janji akan mengubah semua sikapku yang tidak oppa sukai mulai detik ini. Maafkan aku oppa, yang sudah meninggalkanmu demi seorang laki – laki bajingan seperti dia.” katanya lantang. “ Myungsoo oppa ayo kita balikan lagi .. maukah kau menerimaku kembali, oppa?”

          Aku bingung harus berkata apa setelah aku mendengar kata – katanya barusan  dari  bibirnya. Di dalam hati aku hanya bisa berkata.

“Begitu entengnya kau bilang putus padaku pada saat itu namun sekarang dengan mudahnya kau juga bilang ingin kita kembali lagi seperti dulu. Memangnya kau fikir aku ini apa? Robot atau benda mati yang tidak punya perasaan?”

“ Braannnngggkkk !!!”

Tiba – tiba terdengar suara barang yang pecah. Ternyata di depan pintu sudah ada Suzy. Dia tidak sengaja memecahkan pot yang berisi bunga mawar yang tepat di samping pintu keluar. Aku tidak menyadari kalau dia sudah datang sedari tadi disana. Dengan cepat aku menepis genggaman tangan Jieun dariku.

“Lebih baik sekarang kau pulang, saat ini aku sangat sibuk.” ucapku dingin

Jieun hanya bisa terdiam membisu pada saat itu. Aku langsung berlari ke depan pintu menghampiri Suzy. Saat Suzy akan membersihkan pecahan belingnya  aku langsung melarangnya dan aku meyuruhnya untuk mengambil bunga mawar yang jatuh berserakan  sedangkan aku membersihkan pecahan belingnya. Aku khawatir bila nanti dia akan terluka karena terkena pecahan beling yang tadi.

“Aauu… ” teriak Suzy dan aku langsung menghampirinya.

“Ada apa Suzy-a?” tanyaku khawatir.

A-ni-yo aku hanya tertusuk duri mawar saja, kok. Oppa tidak usah khawatir.”

“Kau tunggu disini sebentar aku akan mengambil kotak p3k dulu.”

“Tidak usah oppa aku baik – baik saja.”

          Aku langsung berlari mengambil kotak p3k dan aku tidak memperdulikan ucapan Suzy. Karena bagiku apabila dia terluka maka aku juga akan terluka 2x lipatnnya yang dia rasakan. Saat aku sudah mendapatkan kotak tersebut aku langsung kembali ke Suzy secepatnya. Tiba – tiba lenganku di pegang oleh Iu Jieun. Dia membuatku menghentikan langkahku untuk bertemu dengan Suzy. Dan dia menarikku menjauh dari Suzy.

Oppa? kenapa kau begitu khawatir kepada dia? Dia kan hanya tertusuk duri? Kenapa oppa terlihat begitu khawatir. Aku tidak suka melihat oppa seperti itu?” ucap Jieun ketus. Namun aku tidak menanggapinya.

“Lepaskan lenganku sekarang Jieun-ssi, memangnya apa urusanmu? Apa hakmu berkata itu padaku. Memangnya kau siapa aku. Kita tidak ada hubungan lagi jadi ini bukan urusanmu. lebih baik kau pergi sekarang.” bisikku padanya.

Oppa, mengapa kau sekarang berubah? Oppa yang sekarang seperti orang yang tidak aku kenal!” matanya mulai berkaca – kaca saat berkata itu kepadaku.

“Jieun-ssi, apakah kau lupa? Yang membuatku seperti ini adalah dirimu jadi kau tidak usah heran bila aku seperti ini. Tolong bisakah kau pergi dari sini sekarang jangan membuat keadaan menjadi lebih runyam. Aku tidak mau Suzy salah paham.”

“Kenapa oppa selalu menyebut namanya di depanku, apakah aku sudah tidak ada lagi di dalam hati oppa? Apakah tidak ada tempat lagi untukku?”

          Aku tidak bisa menjawabnya, bibirku terkunci dengan rapat aku tidak tega bila berkata yang sebenarnya kepadanya. Bahwa sebenarnya aku sudah tidak ada rasa lagi untuknya. Hati ku sudah terpaut pada wanita lain.  Ya itu Suzy.

“Oppa jawab aku!!!” teriaknya.

“Jieun jangan paksa aku harus berkata yang menyakitkan lagi padamu cukup sampai sini saja”

“Myungsoo oppa, kau memang jahat !!!”

“Jieun-ssi..”

          Jieun pergi meninggalkanku sambil menangis. Apa yang sudah aku lakukan padanya. Aku memang laki – laki yang jahat.  Apakah aku keterlaluan padanya? Tapi aku memang tidak ingin memberikannya harapan palsu. Aku sudah tidak cinta lagi padanya.

          Aku juga tidak mungkin menipu diriku sendiri kalau aku sudah mencintai orang lain meskipun itu hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

“Myungsoo oppa mianhe … gara – gara aku oppa jadi bertengkar dengan dia.”

Ucapan Suzy membuatku terbangun dari lamunanku. Lalu aku menghampirinya.

“A-ni,  kau tidak salah kok ini cuma salah paham saja.”

“Harusnya aku tidak datang pada saat ini oppa. Mian…”

“Sudahlah jangan difikirkan ini cuma salah paham saja kok. Mana lukamu sini aku obati.”

          Aku mulai membersihkan luka di tangan Suzy dengan perlahan – lahan. Sesekali Dia meringis menahan sakit saat aku mulai memberikan lukanya dengan alkohol dan obat merah. Setelah selesai membersihkan lukanya aku mulai membungkus lukanya dengan perban agar lukanya tidak terinfeksi.

“Maaf gara – gara aku, kau jadi terluka begini. Seharusnya tadi aku membuang dulu duri mawar yang baru datang. Sehabis itu baru aku taruh di pot. Kalau aku melakukan itu mungkin kau tidak jadi begini.”

“Tidak apa – apa oppa  adanya aku yang minta maaf gara – gara aku oppa jadi bertengkar dengan kekasih oppa. Sampai – sampai dia lupa membawa bunga pemberian oppa.”

          Suzy menunjuk bunga tulip yang tadi di pesan oleh Jieun yang berada di atas meja. Aku berusaha menjelaskan pada Suzy kalau bukan itu yang sebenarnya terjadi.

“Itu memang bunga dia. Tadi dia memesan bunga tulip itu, nanti akan aku suruh kurir yang  mengirim langsung ke alamat rumahnya jadi kau tidak usah memikirkan itu.”

          Lalu aku mengambil ponsel di kantung celanaku untuk menghubungi kurir. Agar mengirim bunga tersebut ke Jieun. Setelah aku selesai menelefon aku tidak sadar kalau Suzy sedang megangi bunga milik Jieun dan dia berkata.

“Myungsoo oppa… oppa lebih menyukai bunga apa?” ucap Suzy sembari masih melihat bunga milik Jieun.

“Aku tidak terlalu menyukai bunga. Tapi ada satu bunga yang aku suka saat ini yaitu bunga Matahari.” aku berkata sambil menatap Suzy.

“Sudah aku duga oppa pasti menyukai bunga itu ”

“Bagaimana kamu bisa tahu?” telisikku.

Dan kemudian ia pun menjawab. “Karena oppa hanya memajangnya dan menaruh di atas meja dan tidak untuk di perjual belikan.”

          Suzy lalu pergi meninggalkan bunga milik Jieun kemudian duduk di bangku. Suzy terlihat tidak semangat pada hari ini. Dia terlihat lesu. Mengapa tiba – tiba keadaan disini terlihat sangat canggung ya? Aku harus memulai percakapan terlebih dahulu agar tidak seperti ini. Dengan ragu – ragu aku memulai percakapan.

“Suzy-a kalau kau lebih menyukai bunga apa?” tanyaku.

“Eh… ne, aku meyukai bunga yang sama seperti oppa.”

“Kenapa kau menyukainya? Bukannya masih banyak bunga – bunga yang lebih indah disini?” tanyaku kembali.

“Memang banyak bunga yang lebih indah dari bunga matahari, tapi entah mengapa mataku hanya tertuju ke bunga ini. Mungkin ini spesial karena  hanya ada satu bunga matahari yang ada di hadapanku sedangkan banyak ratusan bunga yang cantik di depan sana.”

          Suzy memandang lekat – lekat bunga matahari yang ada di atas mejanya sambil memegangi bunganya.  Kemudian terlihatlah senyuman di bibir tipisnya saat melihat bunga matahari itu. Hatiku mulai tenang karena dia sudah tidak terlihat sedih lagi saat ini.

          “Suzy-a apakah kamu tahu arti dari bunga matahari itu? Sebenarnya aku sengaja selalu menaruhnya disana agar kamu menyadarinya kalau aku selalu memperhatikanmu setiap saat. Apakah kamu belum menyadarinya juga Suzy-aa.” Aku hanya bisa menghelakan nafas panjang saat memikirkan itu.

 Because it seemed like things would just end like this

Because it seemed like you would just hide

I keep looking, I keep looking at you

Like a blank fool

 

 

~ TBC ~

 

~~~ooo~~~

 

Haloo… Readers… ketemu lagi sama Phiyun disini 🙂

Bagaimana menurut kalian chapter 1 nya ? Maaf kalau masih banyak kekurangannya disana sini.

Penasaran sama lanjutan ceritanya? Ayo jangan lupa berikan  komennya ya biar secepatnya aku postingin lanjutannya…

Komentar yang ditinggalkan oleh para readers adalah sebagai bahan acuan dan semangat author untuk membuat cerita fanfic selanjutnya untuk lebih baik.

Khamsahamida  ( ^-^)v

 

9 responses to “One Person [Chapter 1]

  1. Ceritanya menarik. Mereka sama2 menyukai bunga matahari. Suzy kurang peka kayaknya, dia nggak tau kalau myungsoo memperhatikannya

  2. Suzy tidak akan pernah tau perasaanmu oppa jika kau sendiri tidak pernah memberitahuanya, selalu menempatkan bunga matahari pada meja kerja suzy bukanlah jaminan untuk suzy dapat mengetahui perasaanmu padanya siapa yg tau apa yg dipikiran suzy, bisa saja dia hanya berpikir jika kau memang sangat menyukai bunga tersebut dan tak ada maksud apapun

    • Betul itu.. gimana si perempuannya tau kalo lelakinya gak ngomong 😁. Mungkin sih myungnya pemalu atau mungkin dia takut cintanya pupus sebelum berkembang?
      Btw thinkyu yah dah nyempetin mampir kesini 😘

  3. Sebelum ngasih komen buat karyamu sapa authornya dulu ah .
    Hai thor 🙂 ,ceritamu bagus tp menurutku kurang panjang thor. Penasaran sama kelanjutannya , see you next part ya ,aku menantimu ..

    • Haloo juga Noonakim 😊 lam kenal yah…
      Kurang panjang yah? Mungkin dipart selanjutnya aku panjangin. Tapi dikit ajah ya, hehehee 😆
      Btw makasih ya buat rclnya 😘 cee u next part…

Leave a reply to Phiyun Cancel reply