Bi, Barish, Rain (Chapter 10)

Bi, Barish, Rain

Title : Bi, Barish, Rain | Author : dina | Genre : Family, Romance, Married Life | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Sooji | Other Cast : Jung Ill Woo (as Kim Ill Woo), Sonam Kapoor (as Roja Singh), Kim Barish, Nam Taehyun, others

Disclaimer   :

Bi, Barish, Rain fanfic yang menghadirkan cerita kasih sayang seorang wanita terhadap keluarganya. Fanfic ini mungkin tidak semenarik fanfic romance lainnya, namun author berharap fanfic ini mampu menghadirkan cerita novel dengan bahasa yang sederhana. Seperti munculnya pelangi yang indah dibalik hujan, seperti itulah tema cerita fanfic ini. Ide, alur dan plot murni pemikiran author, all cast belongs to God, their parents and their agency, enjoy it readers ^^

Dengan segenap cinta

-dina-

Poster by rosaliaaocha

***

Leh, Himalaya, India

Namaste (salam) tuan Raj”

Namaste” balas tuan Raj, paman Roja

“ Kau sudah mendapatkan datanya?” tanya paman Raj kepada suruhannya yang beberapa minggu terakhir tinggal di kediaman Kangxi. Paman Raj mendapatkan informasi bahwa dokumen pribadi Ill Woo disembunyikan oleh Kangxi sehingga Ill Woo menjadi warga illegal di wilayah mereka

“ Sudah tuan” utusan paman Raj mengeluarkan dokumen Ill Woo

“ Lihat ini pengacara Oberoi” paman Raj memberikan dokumen yang diyakini milik Ill Woo kepada pengacara Oberoi yang telah ditunjuk oleh keluarga Roja mencari dan menyelamatkan Ill Woo, sementara itu Roja menemani ayah tirinya di rumah sakit yang masih tergolek lemah karena serangan stroke akibat ulah Kagxi

“ Ini asli” ucap pengacara Oberoi

“ Bagaimana bisa kau mendapatkannya?” tanya paman Raj

“ Saya menyamar sebagai tukang kebun”

“ Baguslah, sukriya (terima kasih) Bilu” pengacara Oberoi tersenyum sambil menepuk pundak Bilu. Secercah harapan untuk menemukan Ill Woo sudah di depan mata

—-

“ Bagaimana paman?” tanya Roja di seberang telepon

“ Kami sudah mendapatkan dokumen suamimu”

“ Benarkah?” Roja tersenyum bahagia, perlahan airmata turun dari pelupuk matanya

“ Paman yakin?” tanya Roja lagi

“ Iya, Bilu berhasil mencurinya dari lemari Kangxi”

“ Terimakasih Tuhan” pekik Roja merasakan sedilit kelegaan di hatinya mendapati dokumen suaminya telah di tangan mereka

“ Lalu dimana suamiku paman?”

“ Kami masih mencarinya, kemungkinan dia selamat hanya saja kami belum bisa menemuinya”

“ Dia dimana?”

“ Besok kita cari tahu dimana tepatnya suamimu berada, bagaimana ayahmu?”

“ Ayah sedikit mengalami perkembangan, tangan kirinya mulai bisa digerakkan”

“ Baiklah, berdoalah semua berjalan seperti yang kita pinta, jaga dirimu baik-baik”

“ Iya paman, terimakasih”

Roja tersenyum, berlari menuju kamar rawat inap ayah tirinya, mengabarkan kondisi suaminya yang masih hidup. Baik pengacara Oberoi, Paman Raj, dirinya dan seluruh keluarganya akan berjuang menyelamatkan Ill Woo. Roja baru saja mengabari ayah kandungnya perihal kondisi dirinya yang selama hampir 3 tahun ini ia rahasiakan. Tuan Arman Sigh sangat terkejut mendengar keluarga kecil putrinya mengalami musibah namun Roja mencegah ayah kandungnya menyusulnya ke kota Leh karena ia tidak ingin keluarganya terancam keselamatannya, lagi

—–

Sapporo, Jepang

Sooji bangun masih dengan memegang kepalanya, ia tidak ingat kejadian semalam, terakhir yang ia rasakan badannya terasa ringan dan Myungsoo berada di depannya

“ Ergh….dimana ini?” Sooji menyipitkan matanya, menatap sekeliling

“ Kamar?” Sooji melihat baju yang ia pakai sudah berganti menjadi kemeja biru kebesaran, tubuhnya bergelung dalam selimut tebal, baju yang ia pakai sama sekali berbeda dengan yang ia pakai semalam

“ Siapa yang menggantikan bajuku?” gumamnya sambil membetulkan kancing paling atas kemejanya yang terbuka, ia menyisir rambut dengan jari-jarinya masih menatap sekeliling kamar

Ceklek…

Sooji menolehkan kepalanya, Myungsoo masuk dengan membawa nampan berisi roti dan susu, ia memakai kemeja putih sedikit berantakan dan celana hitam, rambutnya basah seperti habis mandi

“ Eoh kau sudah bangun rupanya” Myungsoo meletakkan nampan di meja kecil

Sadar dengan baju yang ia pakai hanya kemeja kedodoran, Sooji beringsut menaikkan selimut sampai di dadanya sambil tetap duduk menatap Myungsoo

“ Kau darimana? Siapa yang membawaku ke sini?” tanya Sooji

Myungsoo berjalan mendekat kemudian duduk bersimpuh di atas ranjang tepat di hadapan Sooji

“ Kau aneh” jawabnya

“ Apa maksudmu?” tanya Sooji

“ Semalam kau sangat hebat Sooji-ssi”

“ Apa maksudmu” ulang Sooji dengan wajah terkejut

“ Kau tidak ingat?” tanya Myungsoo, “ Ah bahkan kau sempat mengigit pundakku, sekarang rasanya sakit sekali” Myungsoo pura-pura mengusap pundaknya

Sooji benar-benar terkejut, ia berpikir yang tidak-tidak apalagi semalam ia mabuk dan lagi apa yang Sooji lakukan di luar kesadarannya, ia benar-benar tidak ingat

“ Siapa yang menggantikan bajuku?” tanya Sooji

“ Kau pikir baju siapa yang kau pakai aghassi?” senyum Myungsoo

“ Tidak mungkin” Sooji menggelengkan kepalanya

“ Ne…kopermu terkunci” Myungsoo menganggukkan kepalanya

“ Bagaimana bisa?”

“ Menurutmu? Hanya ada kita berdua di kamar ini” jawab Myungsoo sambil mengusap pundaknya lagi

“ Apa kita melakukan…” Sooji tidak dapat meneruskan kata-katanya

Lagi Myungsoo mengangguk

“ Ya Tuhan..” Sooji membekap mulutnya, ia benar-benar terkejut mengetahui mereka melakukan hal yang tidak pantas dilakukan seseorang yang belum terikat pernikahan

“ Nappeun!!!” berkali-kali Sooji memukul dada Myungsoo

“ Tapi kita melakukannya suka sama suka” Myungsoo mulai memanas-manasi Sooji

“ Apa maksudmu?”

“ Kau benar-benar tidak ingat?” tanya Myungsoo lagi

“ Aku mabuk, ini salah, sangat salah” Sooji mengusap wajahnya kasar, ia benar-benar kalut dan panik

“ Teganya kau melakukan ini Myungsoo-ssi” kali ini airmata tidak dapat terbendung lagi, Sooji benar-benar marah dan kecewa dengan dirinya sendiri

Myungsoo berusaha menahan tawanya

“ Kka!! Tinggalkan aku, aku membencimu” Sooji mendorong Myungsoo, namun Myungsoo berusaha menahan tangan Sooji

“ Kka!! Lepaskan tanganmu, aku jijik” Sooji mulai meronta, kepalanya semakin ia tundukkan

“ Ya Tuhan ibu macam apa aku ini?” isak Sooji

Perlahan Myungsoo mulai tidak tega melihat wajah penyesalan Sooji

“ Dengarkan aku…”

“ Keluarlah, aku ingin sendiri” potong Sooji, suaranya bergetar hebat menahan tangisnya

“ Sooji-ssi aku ingin membuat pengakuan, dengarkan aku” Myungsoo mulai tidak nyaman, ia rasa kejahilannya mulai keterlaluan

“ Kka!” pekik Sooji, “ Kau pria jahat Myungsoo-ssi, aku membencimu” tangis Sooji

Myungsoo sama terkejutnya mendapati reaksi Sooji yang di luar perkiraannya, sebenarnya mereka tidak melakukan apa-apa semalam, pelayan wanita yang Myungsoo suruh untuk menggantikan baju Sooji, dirinya tidur di sofa semalam suntuk, bagaimanapun juga meskipun Myungsoo digilai wanita toh ia tetap menghargai wanita, ide ini muncul spontan hanya untuk mengerjai Sooji

“ Kkaa!! Aku tidak ingin melihatmu!” pekik Sooji, tampak amarah dan kecewa tersirat di wajah Sooji

Myungsoo berusaha menenangkan, ia tidak mengira reaksi Sooji akan sedemikian marahnya ketika ia mengarang cerita

“ Kumohon hentikan Sooji-ssi” Myungsoo berusaha menghentikan tangan Sooji yang memukulnya, rasa sakit akibat pukulan Sooji tidak ia rasakan, saat ini Myungsoo hanya berpikir bagaimana caranya menenangkan Sooji. Ia berusaha memeluk Sooji namun pukulan dan dorongan Sooji cukup kuat

“ Kau jahat…kau jahat” perlahan tenaga Sooji habis, sementara Myungsoo masih berusaha memeluk Sooji

“ Kau jahat….” Sooji duduk terlemas, kepalanya menunduk, ia hanya bisa menangis

“ Kau jahat Myungsoo-ssi….kau jahat….” lirihnya

“ Dengarkan aku” Myungsoo menatap Sooji penuh penyesalan, “ Ini tidak seperti yang kau pikirkan, aku hanya menggodamu saja”

Myungsoo perlahan mengangkat wajah Sooji, “maafkan aku, sungguh tidak terjadi apa-apa diantara kita berdua semalam, aku tidur di sofa, pelayan wanita yang menggantikan bajumu” Myungsoo menjelaskan dengan hati-hati

Sooji menampik tangan Myungsoo yang memegang dagunya, sambil masih menatap Myungsoo dengan mata merahnya

“ Kau harus percaya padaku, kau masih wanita suci, aku tidak mungkin serendah itu merebut kehormatan wanita” Myungsoo berusaha mendekap kedua pipi Sooji

Lagi Sooji melepaskan kedua tangan Myungsoo dari pipinya, kepalanya tertunduk lagi, tangannya meremas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya

Sooji terdiam, perlahan kepalanya yang tertunduk terangkat menatap Myungsoo, tatapan datar yang sangat Myungsoo benci

“ Kau masih suci Sooji-ssi, mianhe…” ucap Myungsoo

Sooji masih menatap Myungsoo, entah mengapa Myungsoo sama sekali tidak dapat membaca raut wajah Sooji

“ Aku mau ke kamar mandi” ucap Sooji, sisa air mata masih menetes dari pelupuk matanya

“ Mianhe Sooji-ssi, jeongmal mianhe” ucap Myungsoo sambil terus menatap Sooji

Kring..kring…

Sooji menatap ponselnya yang berbunyi, di layar tertera Taehyun memanggil, perlahan ia memencet tombol hijau

“ Jabseyo” Sooji berusaha mentralkan suaranya, menahan isakan

“ Kau dimana Sooji-ah?” tanya Taehyun di seberang

“ Aku masih di Sapporo, ada apa? Bagaimana Barish?”

“ Ia ingin berbicara denganmu” Taehyun memberikan ponselnya ke Barish

Mommy where are you?” tanya Barish

“ Mommy di Jepang sayang, kau sudah makan?” tanya Sooji

“ Ne…kapan mommy pulang? Hari ini Taehyun uncle dan aku akan membuat cupcake” seru Barish

“ Nanti sore, wuaa kalian memang jjang! Sisakan untuk mommy ne” pinta Sooji sambil menyunggingkan senyumnya, tanpa ia sadari sedari tadi Myungsoo hanya menatap Sooji

I miss you mommy” ucap Barish

Mommy miss you too Barish” balas Sooji

“ Hati-hati mom, I love you..muach” Barish mencium ponselnya

“ Nado Barisha…berikan ponselnya ke uncle” titah Sooji

“ Sooji-ah gwenchana? Jam berapa pesawatmu sampai?” tanya Taehyun

“ Sore jam 5 kalau tepat waktu”

“ Baiklah aku dan Barish akan menjemputmu, hati-hati”

“ Ne…gomawo Taehyunie”

“ Kututup”

Sooji meletakkan ponsel, kemudian tanpa menatap wajah Myungsoo ia menggeser tubuhnya turun dari ranjang dengan bergelung selimut tebal menuju kamar mandi, sementara itu Myungsoo hanya menatap Sooji, rasa bersalah tiba-tiba menyeruak di dalam dadanya. Melihat Sooji yang berusaha tersenyum dan ceria di hadapan Barish setelah goncangan hebat yang Sooji rasakan akibat ulah dirinya

“ Mianhe….” Lirihnya menyesali perbuatan isengnya

——

Sooji menggosok-gosok badannya dengan sabun dan air hangat, entah mengapa ia merasa kotor, meskipun kenyataannya dirinya masih baik-baik saja ketika bersama Myungsoo toh ia merasa bersalah telah mabuk semalam

“ Apa yang sudah aku lakukan? Ini terlalu jauh” gumam Sooji

Sooji keluar dari kamar mandi setelah 1 jam ia mengurung dirinya, bajunya sudah tergeletak di sofa, petugas laundry mengantar baju Sooji dan Myungsoo ketika Sooji di dalam kamar mandi, dan sekarang Myungsoo menghilang entah dimana

Perlahan Sooji menatap ranjang di hadapannya, dengan menghela nafas ia merapikan ranjang kemudian memakai bajunya, membuka jendela kamar hotel

“ Semua demi Barish, aku harus bisa bertahan” gumamnya

Ceklek…

“ Ehm…kau sudah selesai” tanya Myungsoo

Sooji hanya menganggukkan kepalanya sambil tetap menatap jendela, ia hanya ingin menghindari tatapan Myungsoo yang membuatnya tidak nyaman

“ Mianhe Sooji-ssi, aku tidak bermaksud..”

“ Sudahlah aku tidak ingin membahasnya” potong Sooji

“ Kau sudah makan?” Sooji melewati Myungsoo menuju meja kecil, mendudukkan dirinya kemudian meminum susu yang ada di meja

Myungsoo menghela nafas dalam-dalam, ia lebih baik menerima omelan Sooji daripada melihat raut wajah Sooji yang dingin

“ Sudah, kau bersiaplah, aku tunggu di lobi bawah” ucap Myungsoo sambil berlalu meninggalkan kamar

“ Ne” jawab Sooji

—–

Di lobi hotel, Jae Hyun telah menunggu bersama istri dan anaknya

“ Bagaimana istirahatmu Myungsoo-ssi?” tanya Jae Hyun

“ Baik” senyum Myungsoo

“ Aigoo Sooji sangat cantik semalam, aku benar-benar iri dengan tunanganmu” ucap Emily

“ Ne..dia memang cantik” senyum Myungsoo

Myungsoo hanya tersenyum

“ Kau tahu anaknya sangat tampan, aku benar-benar tidak mengira Sooji mempunyai anak di usia yang sangat muda, dan lagi Barish menguasai 4 bahasa, benar-benar anak yang mengagumkan” puji Emily

Jae Hyun menyenggol lengan istrinya, ia merasa tidak nyaman membahas Barish di hadapan Myungsoo

Why honey? Sooji sangat terbuka ketika membahas tentang anaknya”

“ Mianhe Myungsoo-ssi” ucap Jae Hyun

“ Gwenchana, lambat laun aku harus membiasakan diri menjadi orang tua Barish” ucap Myungsoo sambil tersenyum, tanpa disadarinya Sooji telah berdiri di belakangnya, mendengar kalimat terakhir Myungsoo

“ Eoh kau sudah datang Sooji-ssi” sambut Emily

“ Hem..” senyum Sooji

“ Kalian pasangan yang sangat ideal” puji Emily, “ baiklah kita berangkat sekarang?” tanya Emily sambil menggandeng tangan Judi putrinya

Myungsoo menganggukkan kepalanya, “sebentar kami susul, kalian berjalanlah dulu” pinta Myungsoo

“ Baik, kita bertemu di tempat parkir” Jae Hyun melambaikan tangannya

“ Sooji-ssi” Myungsoo menahan tangan Sooji, “ kita harus bicara” pinta Myungsoo

“ Tidak ada yang perlu kita bicarakan, aku sudah melupakan kejadian apapun diantara kita berdua tadi malam” tegas Sooji

“ Mianhe..” lirih Myungsoo

Sooji melepaskan tangan Myungsoo dan berjalan mendahuluinya

—-

Incheon International Airport

“ Uncle” panggil Barish

“ Hem” jawab Taehyun

“ berapa lama lagi mommy sampai?” tanya Barish

Taehyun melihat jam tangannya, “ mungkin setengah jam lagi”

Tak lama kemudian pengumuman pesawat Korean Air penerbangan dari Jepang telah sampai

“ Tepat waktu” ucap Taehyun, “ kajja kita berdiri di sana” Taehyun menggandeng tangan Barish menuju pintu kedatangan

“ Kenapa banyak sekali orang uncle? Lihat mereka membawa kertas besar” tunjuk Barish

I love you Lee Minho oppa!!” baca Barish membaca salah satu banner yang dibawa seseorang diantara kerumunan

“ Mereka akan menyambut tokoh idola Barisha” jelas Taehyun

“ Aahh…idola” ulang Barish

“ Mana mommy?” tanya Barish

“ Ah..itu dia bersama Myungsoo uncle” tunjuk Taehyun, sementara Barish menjinjitkan kedua kakinya

“ Mommy!!” teriak Barish

Spontan Sooji dan Myungsoo menoleh dan tersenyum mendapati Barish telah menjemput mereka

“ Kalian sudah lama menunggu?” tanya Myungsoo

“ Ne, dari 2 jam yang lalu, Barish tidak sabar bertemu dengan Sooji” jelas Tehyun, sementara itu Sooji memeluk Barish erat kemudian menggandeng tangannya, meninggalkan Myungsoo dan Taehyun di belakang mereka

“ Bagaimana perjalananmu hyung?” tanya Taehyun

“ Baik” ucap Myungsoo singkat

“ Apa ada sesuatu yang terjadi?” selidik Taehyun, “ sepertinya Sooji tidak sedang mood hari ini”

Myungsoo menggelengkan kepalanya, “ Tidak terjadi apa-apa” senyumnya

“ Baguslah hyung, aku menjadi sedikit tenang kau bisa menjaganya”

“ Ne” perasaan bersalah masih menggelayuti Myungsoo

—–

Sooji menatap langit malam, Barish masih bermain bersama Myungsoo di ruang tengah, sebentar lagi Myungsoo akan pulang, ia menyempatkan diri untuk bermain bersama Barish

“ Ada apa denganmu?” tanya Taehyun

“ Gwenchana”

“ Apa hyung menyakitimu?” tanya Taehyun lagi

“ Entahlah..” Sooji mengamati cincin tunangan pemberian Myungsoo yang mengikat hubungan mereka berdua

“ Taehyun-ah apakah yang kulakukan sudah benar? Menjadi tunangan Myungsoo? Mau sampai kapan kami bersandiwara?” tanya Sooji

“ Appa sangat bahagia melihatmu memiliki Myungsoo, setidaknya orang-orang tidak memandang dirimu aneh ketika mereka mengetahui kau ibu dari Barish meskipun sebenarnya dia bukan anak kandungmu”

“ Aku yakin Myungsoo hyung akan menepati janjinya membuat Barish menjadi Kim sepenuhnya, semua ini butuh waktu Ji-ah” Taehyun berusaha membesarkan hati Sooji sambil merangkul pundak Sooji, mengusapnya perlahan

Sementara itu Myungsoo yang hendak berpamitan memandang adegan di hadapannya dengan tatapan sedikit tidak nyaman, lambat laun ia merasa memiliki Sooji sepenuhnya, meskipun ia tahu Taehyun sahabat Sooji namun hatinya berkata lain, ia pria normal yang memiliki rasa cemburu

“ Ehem…” Myungsoo berdehem, Taehyun menoleh

“ Kau sudah mau pulang hyung?” tanya Taehyun

“ Ne, taksi sudah menjemputku” ucap Myungsoo, “ kau tidak mau mengantarku sampai depan Sooji-ssi?” tanya Myungsoo

Sooji tidak menjawab namun melangkahkan kakinya ke arah Myungsoo

“ Ne, kuantar sampai gerbang depan” Sooji berlalu melewati Myungsoo

Sesampainya di depan, Myungsoo menahan tangan Sooji yang hendak berbalik masuk ke dalam rumah

“ Kajima..” ucap Myungsoo

“ Jangan perlakukan aku seperti ini, mianhe Sooji-ah” pinta Myungsoo

“ Aku sudah mengatakannya berulang-ulang, gwenchana” ucap Sooji

Myungsoo melangkah mendekati Sooji, merapatkan dirinya ke tubuh Sooji. Myungsoo mengangkat dagu Sooji kemudian menciumnya tepat di bibirnya, menggerakkan bibirnya perlahan. Tangan kirinya menahan tengkuk tunangannya. Sooji yang terkejut hanya diam dengan perlakuan tiba-tiba Myungsoo, yang ia lakukan hanya mengikuti kata hatinya, perlahan ia menutup mata, membuka mulutnya membalas ciuman Myungsoo yang semakin dalam

“ Tuhan apa yang telah kulakukan?” batin Sooji, perutnya serasa berisi ribuan kupu-kupu yang berterbangan, rasa geli yang menjalar ke dadanya yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata

Hanya 1 menit mereka berciuman. Myungsoo mulai melepas tautannya, bibir mereka terpisah sangat perlahan, namun sepertinya Myungsoo masih enggan melepas tautan bibirnya dan kembali mencium Sooji hingga Sooji mendorong pelan tubuh Myungsoo. Baik Myungsoo maupun Sooji sama-sama mengatur nafasnya yang terpompa dari dadanya yang berdegup kencang, perlahan Sooji membuka matanya menatap mata Myungsoo

“ Kau menciumku” ucap Sooji

Myungsoo tersenyum menatap Sooji, “Jangan acuhkan aku, aku benar-benar tidak suka Sooji-ah” pinta Myungsoo

“ Aku cemburu” ucap Myungsoo lagi

“ Atas dasar apa kau cemburu?” tanya Sooji

“ Atas dasar aku telah memilikimu, kau milikku, Kim Myungsoo” tegas Myungsoo sambil mengusap pelan pipi Sooji

Sooji masih terdiam memahami perkataan Myungsoo

“ Istirahatlah, aku pulang” pamit Myungsoo sambil mengecup kening Sooji, kemudian berlalu meninggalkan Sooji yang terdiam di depan pintu gerbang rumahnya

—–

Sooji terbangun di pagi hari, entah mengapa tidurnya sama sekali tidak nyenyak akibat ciuman tiba-tiba Myungsoo, ciuman terdalam pertama mereka berdua

“ Kenapa kau lakukan ini padaku?”

Sooji berjalan menuju kamar mandi, bersiap menuju kampus. Sore nanti Barish akan tampil di acara sekolahnya, Myungsoo menyanggupi untuk ikut menghadiri pertunjukkan seni di sekolah Barish. Di dekat meja pantry terdapat note dari Taehyun

“ Ji-ah mianhe aku berangkat pagi sekali, direkturku meminta rapat diajukan lebih pagi, kau antar Barish ya -Namu- ”

Kring..

Sooji menatap ponselnya, tampak nama Myungsoo di layar ponsel. Sejenak Sooji ragu untuk mengangkat

“ Jabseyo”

“…..”

“ Jam 3 waeyo?”

“…..”

“ Taehyunie yang akan menjemputku, kita langsung bertemu di sana ne”

“……”

“ Tapi…” belum selesai Sooji berbicara

“…..”

“ Arraso”

Sooji menutup sambungannya. Myungsoo meminta dirinya menunggu di kampus, ia sendiri yang akan menjemput Sooji dan bersama-sama ke sekolah Barish, Taehyun rupanya telah meminta bantuan Myungsoo untuk menjemput Sooji karena dia ada janji temu dengan klien yang tidak tahu sampai kapan berakhir

Sooji menghela nafas, “ apa yang akan kukatakan saat bertemu dengannya?”

—-

“ Cah Barish kau sudah siap untuk pertunjukkan nanti sore?” tanya Sooji yang pagi ini mengantarkan Barish sekolah

Yes mom, I’m ready

Good boy, that’s my son” Sooji mengacungkan kedua jempolnya

“ Sampai bertemu nanti ne, mommy pergi dulu” pamit Sooji

Sooji menghabiskan jam kantornya dengan mengajar, pukul 2 nanti ia selesai mengajar, sementara itu Myungsoo akan meminta ijin atasannya untuk pulang lebih awal menghadiri pertunjukkan pertama Barish

Pukul 14.30 Myungsoo sudah berada di depan halaman kampus Sooji

“ Kau sudah siap?” tanya Myungsoo

Sooji menganggukkan kepalanya, entah kenapa semenjak kejadian semalam mulutnya benar-benar tidak bisa dibuka apalagi ketika berhadapan dengan Myungsoo, jantungnya berdegup berloncat-loncatan

“ Pertunjukkan pasti akan meriah keutchi? Barish mewarisi bakat hyung, permainan pianonya cukup bagus bagi pemula” Myungsoo bercerita banyak tentang hyung dan membandingkannya dengan Barish. Sooji akhirnya bisa tersenyum mendengar kelucuan Ill Woo yang belum pernah ia dengar

“ Kau tersenyum sayang” Myungsoo menatap Sooji lembut sambil terus menyetir

“ Sayang?” batin Sooji

Kembali Sooji melemparkan pandangannya keluar jendela, menyembunyikan pipinya yang memerah seperti tomat

—–

Pertunjukkan Barish berjalan lancar, malam itu Myungsoo mengantarkan Barish dan Sooji pulang ke rumah mereka. Sooji menidurkan Barish, sedangkan Myungsoo menunggu di teras belakang rumahnya, memasang earphone di telinganya

“ Kau tidak pulang Myungsoo-ssi?” tanya Sooji sambil meletakkan sepatu Barish di rak

Myungsoo tidak mendengar Sooji mengajaknya berbicara, heran tidak mendapatkan sahutan, Sooji berjalan mendekat ke arah Myungsoo, menepuk pundaknya pelan

Myungsoo menolehkan kepalanya, menatap Sooji sambil melepaskan sebelah earphone nya

“ Kau tidak pulang?” tanya Sooji lagi

“ Ajig…”

Myungsoo memegang tangan Sooji, membelai cincin yang tersemat di jari manis Sooji, sementara itu Sooji hanya terdiam melihat Myungsoo

Myungsoo memasangkan sebelah earphone ke telinga Sooji, merapatkan kepalanya ke kepala Sooji, kemudian memeluknya

“ Aku ingin berdansa denganmu” bisiknya

Lagu Love Me Tender milik Elvis Presley mengiringi langkah kaki Myungsoo dan Sooji, perlahan mereka menggerakkan badan mereka yang merapat sempurna, berdansa di tengah kesunyian

Sementara itu tanpa mereka sadari Taehyun telah memasuki ruang tamu, memandang Sooji dan Myungsoo sebentar kemudian tersenyum berlalu menuju kamarnya, membiarkan Myungsoo dan Sooji menikmati waktu berdua mereka.

Bibir Myungsoo perlahan menyanyikan lagu di telinga Sooji, setengah berbisik. Sooji memejamkan matanya, menikmati alunan lagu sambil mendekap erat tubuh Myungsoo

“ Rasa apa ini?” batin Sooji

“ Apa yang kau pikirkan?” tanya Myungsoo

“ Opso” Sooji semakin mengeratkan pelukannya

“ Menikahlah denganku” pinta Myungsoo

Langkah kaki mereka terhenti

“ Kenapa diam?” tanya Myungsoo

“ Biarkan seperti ini” Sooji masih memejamkan matanya

“ Kau tidak mau menjawabnya sekarang?”

Sooji menggelengkan kepalanya, “belum saatnya”

“ Wae?” Myungsoo melepas pelukan Sooji

“ Aku belum cukup mengenalmu” Sooji menatap lekat Myungsoo

“ Hanya itu?” tanya Myungsoo lagi

Sooji menganggukkan kepalanya

“ Geure, aku ingin kau dan Barish tinggal bersamaku” Myungsoo memainkan rambut Sooji

Sooji tersenyum kecil

“ Kau mencuri kesempatan Myungsoo-ssi” Sooji memincingkan matanya menatap curiga Myungsoo

“ Kalau iya?” jawab Myungsoo

“ Michisseo” ucap Sooji

“ Dengarkan aku Sooji-ah, nan Kim Myungsoo sedang melamarmu saat ini, terima atau kau terpaksa menerima lamaranku” ucap Myungsoo tegas

“ Kau mulai lagi” Sooji menatap malas Myungsoo

“ Katakan apa yang kurang dariku” tantang Myungsoo

“ Opso”

“ Lalu? Kenapa kau menolak lamaranku?”

“ Aku tidak menolakmu, hanya saja…” jawaban Sooji menggantung

Myungsoo mulai berkurang kesabarannya

“ Kau menguji kesabaranku aghassi” tatap Myungsoo berusaha membaca pikiran Sooji

“ Menikah tidak semudah itu, banyak yang harus kita pertimbangkan”

“ Seperti?” tanya Myungsoo

“ Orang tuamu, tuan Kim….masalah Barish belum terselesaikan”

“ Kau hanya perlu serahkan semua padaku Sooji-ah”

“ Onje?” Sooji berusaha mencari keyakinan

“ Secepatnya, lagipula aku benar-benar serius dengan hubungan kita”

Sooji menatap mata jernih Myungsoo tanpa mengucap sepatah katapun

“ Kau ingin bukti apa lagi?” tanya Myungsoo

Sooji masih bertahan dengan kediamannya, kembali Myungsoo mencium Sooji, hanya menempelkan bibir saja selama 3 detik

Dahi Sooji berkerut menunggu Myungsoo menggerakkan bibirnya

“ Ya! ciuman apa itu?” protes Sooji sambil menjauhkan wajahnya

“ Geunde kau menggodaku Sooji-ah, pura-pura menolakku?” sindir Myungsoo

Sooji terdiam menatap Myungsoo

“ Kau membutuhkan ini” kembali Myungsoo mendekatkan wajahnya, mencium Sooji dengan lembut, tangan Sooji terulur memegang kedua pipi Myungsoo kemudian memenjarakan bibir tunangannya, sepertinya Myungsoo membiarkan Sooji yang memimpin ciuman mereka kali ini

“ Kau mencintaiku sayang” batin Myungsoo sambil memejamkan matanya menikmati setiap inchi bibir Sooji yang menempel di bibirnya, tangan Sooji bergerak ke tengkuk Myungsoo memainkan rambutnya sementara kedua tangan Myungsoo bertenger di pinggang Sooji

Sooji melepas bibirnya sambil tetap menempelkan dahinya ke dahi Myungsoo, menghirup nafas dalam sambil tersenyum kecil mengingat kegilaannya mengambil alih ciuman Myungsoo

“ Aku tidak tahu kau hebat saat berci…” mulut Myungsoo mendadak ditutup telapak tangan Sooji

“ Andwe…” semburat merah muncul di pipi Sooji

“ Saranghae…” ucap Myungsoo melepaskan tangan Sooji, kemudian menyentuh bibir merah kekasihnya

“ Nado” senyum Sooji

TBC

Part selanjutnya entah kapan diposting, author lagi ga mood bikin ff berat-berat, jadi jangan heran kalau di sela-sela ff Barish bakalan muncul ff absurd macam Love For L atau ff anak-anak

Melihat perbedaan jumlah komen antara part 8 dan 9 yang cukup jauh, author harap part ini readers leave LONG COMMENT ya, kalau komennya masih jauh dari part 8 yah dengan terpaksa author pending ga tau sampai kapan dipostingnya, akhir kata ghamsahamida readers ^^

164 responses to “Bi, Barish, Rain (Chapter 10)

  1. Nan jhoa this part wkwkwk
    semoga roja eonni segera menemukan il woo oppa, tpi kasian juga sih kalau roja eonni sma il woo oppa bertemu itu artinya mereka baklan ngambil barish dri sooji dong
    belum siap klau barish pisah sma sooji huhuhu~
    aigoo myung bercandanya keterlaluan sampe bikin sooji histeris gitu, tpi untung semua maslah udah terselesaikan:D
    akhirnya myungzy saling mengungkapkan perasaan masing2
    semoga kedepannya mereka cepet nikahh^^
    jhoa kak dina^^

  2. Ya ampun myungsoo bercanda’nya benar2 keterlaluan kasiha suzy smpai histeris begitu, semoga roja eonni ke temu sm il woo. Dan belum siap mengambil barish

  3. KYAAAAA SO SWEET😢😂😂😂 jd pengen thor. Daebbak. Bahasanya gampang buat dibayangin😂

  4. Ahh jhoa… sama part ini. Semua jelas sudah.
    Suez udah ngakui kalau dia juga suka myung, myung juga udah ngelamar suez. Meskipun belum diterima suez, part ini manis banget. Diakhiri dengan moment mereka yg sweet abis, daebak…

  5. Suzy pinter menafsirkan debaran jantung. Suka nih yg ngga bertele2. Lgsg di lamar. Suzy juga lgsg nyadar. Suka bannget sama chapter ini 😀

  6. Ya ampyun jd ikut berdebar debar…myungzy keren deh…so sweet bgt d akhir part’y…walau sempat jahilin suzy ampe nangis sebelum’y.

Comment, Please!