Mentira -5

 

Mentira poster 3

Title: Mentira

Author: luhanwifey

Main cast: Bae Suzy (Miss A) | Kim Myungsoo (Infinite)

Support Cast: Baekhyun (EXO-K) | Krystal Jung f(x) | other infinite members

Genre: romance, comedy

Length: Chaptered

Rating: PG-13

Disclaimer: The plot and the story is pure mine. All casts belong to their own parents and agency. If you want to share my story, ask me first.

Thanks to LEESINHYO@DRAMAFANFICTION for the poster.

 

 

STORY

“kita harus bicara” kata Myungsoo, seraya menyodorkan Suzy sebuah amplop berwarna cokelat –amplop yang tadi diberikan oleh Tuan Kim. Tapi, Myungsoo sudah mengambil beberapa lembar kertas yang tadinya ada diamplop itu karena ia merasa kertas itu tak penting untuk dibaca Suzy.

Suzy tak kunjung bergeming. Ia tetap diam diposisinya saat ini. Raganya memang berada didepan Myungsoo, tapi pikirannya sedang melayang entah kemana.

Beberapa detik kemudian, Suzy menganga sambil mengerjakan kelopak matanya. Ia menggumamkan sesuatu “are you sure?” perlu Myungsoo akui, bahasa inggris Suzy terdengar fasih.

Suzy kembali terdiam setelah mengucapkan tiga kata tersebut, sedangkan Myungsoo masih tak mengerti dengan tingkah laku Suzy saat ini “apa kau demam?” tanya Myungsoo sambil menatap Suzy dari ujung kaki hingga ujung kepala, tapi tidak ada tanda-tanda kalau yeoja itu sedang demam ataupun menderita penyakit lainnya.

“hei!” Myungsoo melambai-lambaikan tangannya tepat didepan wajah Suzy dan saat itu juga sorot mata Suzy langsung berubah.

“mwo? apa yang baru saja terjadi?” tanya Suzy kebingungan.

Ia menatap Myungsoo, lalu melihat kalau yang dipegang Myungsoo adalah sebuah amplop cokelat. Bukan sebuket bunga mawar.

Apa aku baru saja berkhayal kalau Myungsoo menembakku, Suzy menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Otaknya tidak berjalan dengan baik hari ini.

Myungsoo menatap Suzy tajam, kesal karena yeoja itu sepertinya melamun tadi.

“kita harus bicara” Myungsoo mengulangi kata-katanya yang pertama kali dengan nada suara seperti biasa, dingin. Lebih dingin dari es.

Muncul tanda tanya besar dibenak Suzy. Ah ini pasti mengenai skandalnya itu, tebak Suzy.

“bicaralah” Suzy menjawab perkataan Myungsoo tak kalah dingin. Jika Myungsoo tidak beramah tamah dengannya, kenapa ia harus ramah pada Myungsoo?

“igeo” Myungsoo kembali menyodorkan amplop berwarna cokelat pada Suzy. Dengan ragu-ragu, Suzy mengambil amplop cokelat itu dari tangan kekar Myungsoo lalu segera membaca tiap lembar isinya.

Setelah Suzy membaca lembaran terakhir, Myungsoo langsung bertanya “kau setuju?” nada suaranya masih tetap dingin. Pertanyaan nya itu bahkan lebih terdengar seperti pernyataan.

“jwesonghamnida, aku tidak bisa menerima tawaran ini” Suzy sedikit mencondongkan badannya sebagai tanda permintaan maafnya pada Myungsoo.

“baiklah” reaksi Myungsoo ini sangat tidak diduga Suzy. Suzy kira, Myungsoo akan memelasnya untuk menyetujui perjanjian yang ada dilembaran kertas itu atau setidaknya Myungsoo akan bertanya kenapa Suzy menolak perjanjian yang cukup menggiurkan itu.

“ne” Suzy tak tahu lagi harus menjawab apa. Ia mengembalikan amplop itu pada Myungsoo, tapi Myungsoo tak terlihat ingin mengambil amplop itu lagi.

“simpan saja” Myungsoo mengatakannya tanpa menoleh “besok pagi aku akan menjemputmu” lanjut Myungsoo tiba-tiba.

Mata Suzy terbelalak “untuk apa? kemana?” Suzy langsung melempari Myungsoo dengan berbagai pertanyaan.

Perkataan Myungsoo yang terlalu tiba-tiba membuatnya kaget dan ia tak bisa membaca apa maksud Myungsoo menjemputnya besok pagi. Bukankah itu hanya akan membuat skandal ini makin menjadi-jadi jika benar besok Myungsoo akan menjemput Suzy?

Myungsoo tidak menanggapi pertanyaan Suzy. Ia langsung berbalik ke belakang, lalu masuk ke dalam mobilnya tanpa sepatah kata pun.

“ta.. tapi…..” Suzy belum sempat menyelesaikan kalimatnya, mobil Myungsoo sudah tak bisa terlihat lagi oleh pandangannya. Sebenarnya, Suzy ingin berkata bahwa ia harus menjaga toko besok dan tak bisa mengikuti perkataan Myungsoo.

“datang tanpa izin, pulang tanpa pamit” Suzy mendengus sebal. Kejadian barusan hanya membuatnya makin sebal saja dengan Myungsoo.

Tapi, Suzy masih penasaran dengan dua hal: perjanjian yang ada pada amplop cokelat tadi dan fakta bahwa Myungsoo akan menjemputnya besok pagi.

Suzy heran bagaimana bisa Myungsoo menawarkannya perjanjian seperti itu. Lalu, Suzy juga masih bingung kenapa Myungsoo mau menjemputnya besok pagi. Apa ini berkaitan dengan perjanjian itu?

Entahlah.

Jika memikirkannya, kepala Suzy terasa berdenyut-denyut “lebih baik aku segera tidur” ujar Suzy pada dirinya sendiri.

Ia kembali masuk ke dalam rumah, mengunci pintu, lalu merebahkan badannya ditempat tidur.

***

 

Pagi-pagi sekali Suzy sudah bangun dengan perasaan yang sangat senang. Setelah memasakan sarapan untuk eomma, Baekhyun, dan dirinya ia langsung memilih dress yang akan ia pakai. Suzy juga heran kenapa ia memilih menggunakan dress hari ini. Sebenarnya, ia tak terlalu suka menggunakan dress. Ia lebih suka menggunakan pakaian kasual seperti celana jeans panjang dan t-shirt.

Tapi, perasaan Suzy hari ini berbeda. Ia sangat senang dan…. bersemangat? entah apa sebabnya. Hari ini Suzy menggunakan make up lebih tebal dari biasanya, ia juga menggunakan maskara. Padahal, ia jarang sekali menggunakan benda itu. Ia juga memakai sepatu yang kira-kira berhak 5cm padahal Suzy lebih suka menggunakan flat shoes atau converse.

Suzy memutuskan untuk menunggu Myungsoo sampai jam sembilan. Jika Myungsoo tak kunjung datang, maka Suzy akan langsung pergi menuju toko meski membayangkannya saja sudah membuat Suzy merasa sangat kesal dan kecewa kepada Myungsoo. Aneh kan?

Ini sudah jam sembilan tepat, tapi Myungsoo belum datang juga.

“baiklah, aku tunggu 5 menit lagi” celoteh Suzy sambil mengamati waktu dilayar ponselnya. Begitu seterusnya sampai hari sudah menunjukkan pukul 11. Suzy terus berkata pada dirinya “5 menit lagi saja, Suzy….”

Suzy begitu sabar menunggu Myungsoo diteras sampai akhirnya Suzy menyadari sesuatu. Parfum yang ia pakai sudah memudar keharumannya, begitu juga bedak yang ia pakai juga mulai luntur.

Dengan perasaan was was, Suzy masuk kembali ke dalam kamarnya lalu menyemprotkan parfum ke seluruh badannya dan memakai bedak dengan cekatan.

Begitu membuka pintu rumah untuk menunggu Myungsoo diteras lagi, Suzy terkaget-kaget karena kini orang yang ditunggunya sejak tiga jam yang lalu sudah ada dihadapannya.

“bukankah tadi malam aku sudah bilang kalau hari ini aku akan menjemputmu?” Myungsoo memutar bola matanya sebal. Tanpa menunggu jawaban dari Suzy, ia langsung berbalik dan masuk ke dalam mobil.

“bukankah seharusnya aku yang sebal?” gumam Suzy pelan. Ia dikagetkan dengan suara klakson mobil Myungsoo yang mengaba-abakan bahwa Suzy harus segera masuk ke dalam mobilnya.

Suzy berjalan dengan tergopoh-gopoh karena sebelah kakinya masih terasa sakit akibat tabrakan dua hari yang lalu.

“tadi malam kau bilang padaku kalau kau akan menjemputku besok pagi” Suzy menekankan kata ‘besok pagi’ dalam kalimatnya.

“aku punya jadwal yang padat, tidak sepertimu yang bisa bersantai seharian dirumah” balas Myungsoo tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari kemudi.

“aku juga punya pekerjaan yang harus kulakukan tiap hari” protes Suzy.

Myungsoo menoleh sebentar ke arah Suzy sebelum mengembalikan perhatiannya pada kemudi lagi “aku tidak peduli, bahkan sekarang kau tidak melakukan pekerjaanmu itu” ujar Myungsoo dingin.

Suzy menghela nafas, lalu membuangnya dengan kasar.

Namja ini benar-benar menyebalkan, gerutu Suzy dalam hati. Ia tak mungkin mengutarakan isi hatinya itu dihadapan Myungsoo sekarang karena itu hanya akan membuat keadaan didalam mobil ini ‘memanas’.

“kita akan kemana?” tanya Suzy berusaha memecahkan keheningan diantara mereka.

Myungsoo hanya diam, tampak sangat fokus pada jalanan yang ada didepannya.

“kita akan kemana?” Suzy mengulangi pertanyaannya saat mereka sedang berhenti dilampu merah. Saat melihat lampu lalu lintas itu, Suzy jadi teringat kejadian dua hari yang lalu. Kejadian dimana ia sedang sangat jengkel dengan Baekhyun sampai-sampai ia tak memperhatikan lampu lalu lintas lagi sehingga terjadilah tabrakan antara dirinya dan Myungsoo.

Jika kejadian dua hari yang lalu tidak terjadi, ia tidak mungkin bisa berada disamping seorang idola yang sangat terkenal, tampan, dan keren…. Myungsoo.

Suzy hanya bisa mengelus dadanya menanggapi perilaku Myungsoo yang begitu menyebalkan ini.

“kita akan kemana?” tanya Suzy lagi, berusaha membuat dirinya tetap tenang.

“tidak bisakah kau diam? aku sedang fokus menyetir” sahut Myungsoo kesal.

Hei! bukankah seharusnya sekarang Suzy yang kesal? bukan Myungsoo. Myungsoo benar-benar membuat Suzy merasa aneh. Ia merasa tak sanggup jika harus berdebat dengan namja super duper menyebalkan yang satu ini. Suzy pun memutuskan untuk tidak bertanya saat Myungsoo sedang fokus menyetir.

Tak berapa lama, mobil yang dikemudikan Myungsoo berhenti didepan sebuah gedung besar. Gedung ini terlihat tak asing lagi bagi Suzy.

Dengan ragu-ragu, Suzy mengeluarkan pemikirannya “ini gedung agensimu kan?” Suzy memastikan.

“ne” jawab Myungsoo singkat.

Rasa kesal Suzy saat Myungsoo bersikap dingin padanya berkurang dibanding pertama kali mereka bertemu. Mungkin, Suzy sudah sedikit terbiasa.

Walaupun beribu pertanyaan sedang menari-nari dibenak Suzy saat ini, Suzy tak berniat melontarkan satupun pertanyaan nya itu pada Myungsoo. Percuma saja pada namja itu, mendengar jawabannya tidak akan membuat Suzy puas dan mengerti tentang apa yang terjadi.

Suzy bingung bukan main saat Myungsoo berhenti didepan ruangan yang bertuliskan “pimpinan redaksi?” Suzy menautkan kedua alisnya, ia yakin Myungsoo tak akan mempedulikan perkataannya.

Benar saja, Myungsoo mengetuk pintu ruangan beberapa kali lalu segera membukanya saat ada suara “masuk” dari dalam ruangan.

“jadi ini yeoja mu, Myung-ah?” goda seseorang yang tak dikenal Suzy. Seseorang itu tak lain adalah manajer Infinite, Youngjun.

Selain dia, ada seseorang lagi diruangan ini. Orang itu terlihat berbeda dari Youngjun. Bukan karena dia lebih tua dari Youngjun saja, tapi ia terlihat lebih terhormat dibanding semua orang yang Suzy lihat digedung ini.

Suzy tersentak mendengar perkataan orang yang sekarang berada dihadapannya ini. Jadi, apakah mereka mengira bahwa Suzy adalah yeojachingu Myungsoo?!

“ne…” keterkejutan Suzy makin bertambah saat mendengar jawaban Myungsoo “…. dia adalah yeoja yang aku tabrak itu, hyung” lanjutan dari perkataan Myungsoo membuat Suzy malu. Malu karena telah mengira bahwa mereka mengatakan Suzy adalah yeojachingu Myungsoo.

“Bae Suzy-ssi, perkenalkan. Aku adalah Youngjun, manajer Infinite. Kau bisa memanggilku Youngjun oppa karena kau lebih muda dariku sedangkan yang disampingku adalah Tuan Kim. Dia adalah direktur agensi yang menaungi Infinite” jelas orang yang ternyata bernama Youngjun. Ia terlihat sangat bersahabat.

Suzy tak perlu menanyakan lagi bagaimana mereka bisa tahu nama Suzy karena media saja dalam waktu kurang dari 24 jam bisa mengetahui identitas Suzy dan latar belakang Suzy. Apalagi, mereka.

“annyeonghaseyo, Youngjun o..oppa, Tuan Kim” sapa Suzy berusaha seramah mungkin.

“apa Myungsoo sudah memberikanmu surat perjanjian itu?” tanya Youngjun pada Suzy untuk sekedar berbasa-basi. Dari sini, Suzy sudah bisa menebak kenapa Myungsoo mau menjemputnya dan apa sebenarnya yang akan mereka bahas.

“jwesonghamnida, aku tidak bisa menerima perjanjian itu” jawab Suzy, sedikit merasa bersalah.

“aku bisa menambahkan nominal uangnya –jika kau mau” sahut tuan kim cepat.

Bukan senang yang dirasakan oleh Suzy, ia merasa direndahkan jika begini. Apa mereka mengira kalau Suzy kurang puas dengan uang yang akan ia dapatkan jika ia menerima perjanjian ini?

“bukan begitu tuan kim, aku tidak bisa berbohong pada publik….” baik Tuan Kim maupun Youngjun hyung menunggu Suzy menyelesaikan kalimat “…a-aku tidak pandai berakting, aku juga tidak bisa membayangkan apa reaksi fans Myungsoo padaku jika mereka menyangka kalau aku adalah yeojachingu Myungsoo”

Ya, benar. Isi perjanjian itu tak lain adalah Suzy harus berpura-pura menjadi yeojachingu Myungsoo dan ia akan dibayar untuk itu.

“fans tidak akan menyakitimu, percayalah pada kami. Kami akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadapmu” perkataan dan sorot mata Youngjun membuat siapapun yang mendengar dan melihatnya akan luluh.

Suzy terdiam sambil menundukkan kepalanya, tidak berani menatap mata orang yang ada didepannya saat ini. Bisa-bisa ia akan semakin luluh. Ia berusaha tetap pada pendiriannya. Ia tak ingin membuat hidupnya makin sulit karena menyetujui perjanjian gila ini.

“kudengar kau berhenti kuliah di universitas jungnang dan menjaga toko keluargamu, bukan? kami tidak akan memberimu uang, tapi bagaimana jika kami membiayai kuliahmu dan menggaji pegawai untuk menjaga toko keluargamu?”

Suzy mengerjapkan matanya. Tawaran itu benar-benar…. menggiurkan.

“baiklah, aku akan menghubungi wartawan karena konferensi pers akan dimulai satu jam lagi” putus Youngjun tanpa perlu mendengarkan jawaban dari Suzy. Ia yakin Suzy pasti menandatangini perjanjian yang akan segera mereka perbarui.

To be Continued

 

GYAHAHAHAHA jadi myung nembak suzy itu hanya khayalannya suzy ajaa *poorsuzy*

Mianhae kali ini author update nya agak lama soalnya laptop author lagi nggak bersahabat error mulu ini aja nunggu lama bgt cuma buat posting di wordpress. mungkin minggu depan baru mau author bawa ke counter. Jeongmal gomawooo bagi yang udah mau koment, ikutin terus ff ini yaa^^

35 responses to “Mentira -5

  1. Pingback: Mentira -8 | Kingdom of Suzy's Fanfiction·

  2. Ceritanya makin seru….terima aja suez kan bisa kuliah lagi :)….dan keputusan akhirnya gimana? Apa suxy bakalan mau tanda tangani perjnjian itu?

  3. Kirain ditembak myung ternyata cuma imajinasi suzy kekeke
    Suzy kayanya mulai suka sma myung tpi dia nggk menyadarinyaa^^
    Apa suzy bakalan menerima tawaran itu ?

Leave a reply to rora Cancel reply