[Freelance/Vignette] Cemburu

111

Title : Cemburu | Author : Atma Aulia | Genre : AU, Fluff | Main Cast : Oh, Sehun, Bae Suzy, Kim Myungsoo | Other Cast : Kim Myungsoo, Jung Soojung

Sekoyong-koyong mengakui kendati secuil kalimat bahkan tak terlontar. Sejak Caramel Macchiato hangat menari di sekitaran penciuman bahkan menit membawa aroma hangat menjadi lebih sejuk bersama angin, satu kalimatpun enggan tersaji. Tidak berkata melalui komunikasi apapun, meskipun mereka mengakui keberadaan masing-masing melalu gerak-gerik yang sulit untuk diterjemahkan. Hening bukan kendala guna sekedar mengurai intensitas wajah yang menunjukan suatu amarah, tidak berbicara tentang pertengkarang pula, ini lebih menakutkan kala pergolakan dalam hati lebih mendominasi.

Mega mendung telah hadir sejak mereka duduk diam dan berhadapan dalam hening, bukannya datang sebagai penenang, pandangan mata justru teralihkan oleh tetes-tetes air hujan yang dengan kompak menangisi bumi. Masing-masing melarikan mata dari eksistensi, menenangkan gejolak batin barang sejenak. Air muka mulai melunak sejak pelepasan oksigen dengan kentara mereka tunjukan bersama-sama, alih-alih berpaling juga bertatapan, anehnya kedua keturunan adam dan hawa tersebut menunjukan reaksi lebih dengan menjadi salah tingkah sendiri.

Akhirnya tak kuat dengan suasana, sang lelaki berpaling, memerhatikan bentuk rupa yang beberapa hari ini justru dirindukan raga dan jiwanya, dia ingin berucap, merangkai suku menjadi kata lalu tercipta sebuah kalimat, namun entah mengapa dia begitu ingin memuaskan hasratnya untuk barang semenit lagi guna menyimpan struktur pahatan sempurna yang tersaji di depan matanya. Sebelum berkata –“Halo!” dengan barinton dalam volume hampir tak tertangkap pendengaran.

Sang perempuan detik berikutnya merespon dengan berdehem, gesture aneh jelas terlihat dari gelagatnya. Memilih untuk bersikap kooperatif mungkin salah satu solusi yang tepat, dia tidak cukup memiliki bahan untuk memulai perbicangan hanya dengan mengandalkan salam berupa halo dengan empat suku kata tanpa mengandung unsur tanda tanya di dalamnya.

Karena berfikir terlalu kekanakan dengan hanya diam tanpa melempar kalimat, juga terlalu membuang banyak waktu demi mengklarifikasi masalah yang sebenarnya tak memiliki duduk akar, sang lelaki kembali pada inisiatif awal untuk membuka jalan guna mencari solusi. Dia bercondong seraya menopong dagu pada permukaan meja, berfikir sejenak sebelum melirih, –“Ini kekanakan”

Akhirnya atensi perempuan itu berdalih juga menyambung tatapan mata dengan sang lelaki, dia sedikit tersinggung terlihat dari cara memandangnya yang sedikit berubah menjadi sinis. Satu helaan nafas terlontar, memilih diam seperti diawal-awal pertemuan ini terjadi. Ingat, dia sedang marah, maka sangat aneh ketika dia mulai mengeluarkan kata sinisan saat dia dalam masa perang dingin dengan sang lelaki.

“Dengarkan aku, Bae Suzy–“ Kembali sang lelaki memulai, bersikap siap berdebat dengan posisi jemari yang mengacak surai seolah frustasi. –“Ini bukan tentang aku yang berjalan bersama Soojung minggu lalu ataupun kau yang berpura-pura lupa siapa Oh Sehun dan menerima ajakan kencan dengan Kim Myungsoo. Ini lebih pada sikap keterbukaanmu padaku sehingga aku tidak harus bersusah payah membujuk nenek lampir setara Soojung untuk mengetahui seluk beluk kekasihku sendiri”

Kalimat frustasi tiba-tiba membuyarkan lamunan Suzy, sedikit tajam dan menohok. Suzy tahu dia sedikit–atau mungkin banyak– tertutup tentang kehidupannya pada Sehun. Tapi setidaknya lelaki itu harus mengerti bagaimana kondisi Suzy yang sebenarnya. Bahkan awal mula hubungan ini berlangsung, Suzy sudah menjelaskan bahwa dia tak terlalu nyaman dengan hubungan yang menyangkut sesuatu yang sampai kedalam-dalamnya. Suzy menghela nafas, menguraikan partikel karbondioksida bersama udara di alam lalu mengambil alih pandangan Sehun dengan satu tatapan sayu. “Kau tau aku tak suka jika kehidupanku di masuki orang lain, aku yakin perlahan-lahan kau akan tahu tentangku tanpa perlu aku jelaskan secara menyeluruh. Aku ingin sesuatu hubungan layaknya air, tenang dan mendinginkan, ada kalanya air akan mengalir entah dengan sebab apapun, saat itulah kau sadar bahwa air tidak hanya tentang tenang dan dingin. Dan aku ingin kau tahu tentang diriku dari pengamatanmu bersamaku selama ini-entah hingga kapan– dan bukan dari Soojung ataupun perempuan lain”

Suzy mengakhiri ucapannya dengan menarik nafas sebanyak mungkin, dia tak sadar bahwa kalimat barusan tercetus begitu saja dari bibirnya hingga membuat dirinya lupa sejenak mengambil nafas. Namun Sehun hanya menanggapi dengan sebuah anggukan ambigu, aspresiasi singkat yang mengundang kejengkelan. Sehun terkekeh, –“Jadi kau mendiamiku selama seminggu dan membuatku hampir gila karena merindu hanya karena kau cemburu? Ah, manisnya”

Suzy mendelik. Lalu apa salahnya?

Sebenarnya Suzy memang termasuk jejeran perempuan yang lebih mendepankan ego, bahkan dia harus menunggu lebih dari satu tahun demi mendapati pengakuan cinta dari seorang Oh Sehun yang konyol juga gemar bercanda. Kemudian apakah salah jika dia memiliki perasaan tidak suka meskipun itu adalah Jung Soojung–sahabatnya- sekalipun? Lagipula besar kemungkinan bila imajiner Suzy terlalu membentur fakta hingga kadang kala ada waktunya dimana dia berfikir bahwa semuanya hanya sebuah permainan yang berakhir menyakitkan. Dan Suzy tidak suka dengan itu.

Guyonan penuh canda ditanggapi Suzy secara gamblang, tak pelik memicu keingintahuan Sehun akan isi pikiran yang terkandung dalam otak perempuannya. –“Aku juga cemburu,” Aku Sehun, “Sangat cemburu sampai rasanya ingin sekali merobek mata Kim Myungsoo karena berani-beraninya dia menatap wajah kekasihku”

Ucapan itu melucur saja hingga membuat Suzy jadi agak salah tingkah. Pandangan Sehun tak beralih bahkan seinci. Sebuah pergolakan batin kembali terjadi, tidak biasanya Suzy mengakui suatu hal yang benar-benar ada dalam hatinya, selama ini dia cukup menggunakan topeng lalu semuanya selesai, alih-alih mengaku dan membuat malu. Tapi ini keadaan yang berbeda, dan itu cukup membingungkan juga menjengkelkan apalagi jika ia harus keluar dari zona amannya.

Suzy berdehem lalu membuang pandangan, –“Aku juga”

“Aku juga?–“

Memutar bola matanya –“Cemburu”

Lantas gemuruh tiba-tiba berkumandang di luar sana, tak terlalu kentara, namun cukup untuk membuktikan bahwa satu kata yang Suzy lontarkan bagai sebuah sumpah penuh makna. Pelan-pelan dengan keyakinan, Sehun meraih jemari Suzy dan menggenggamnya, saling bertatapan dengan senyum mengembang manis dipermukaan bibir juga mata berbinar-binar.

Bukan kendala berarti dalam sebuah hubungan, perasaan itu muncul ketika tanpa sebab seseorang berseru dalam hati bahwa dia jatuh cinta. Memang benar bahwa itu wajar adanya, salah satu tolak ukur dimana sebagai bukti bahwa itu perasaan yang benar-benar berasal dari sanubari bukan rekaan tak berarti. Bukan pula masalah yang menjurus terhadap terlalu berlebihannya sebuah hubungan, kadang kala hal seperti itu malah dijadikan sebuah candaan yang berarkhir tawa kencang ataupun cibiran pedas, sekali lagi kembali pada satu hal pokok yang mendasar yaitu perasaan dan bukan sekedar mainan anak sekolah dasar.

Kembali dengan fanfiction gak mutu -_- Oke, ditunggu riviewnya :*

10 responses to “[Freelance/Vignette] Cemburu

Leave a reply to Devira Cancel reply